Al-Kahfi ayat 80 "TAFSIR AL-MARAGHI Jilid 16 "
NOVIA ROSIYANI/ 175231099/ Perbankan Syariah/ 2C
Agama Islam adalah agama dari Allah SWT dengan kitab suci Al-Qur’an
yang dijadikan alat petunjuk umat Muslim. Dalam keseharian kita diharapkan
mampu membaca satu ayat maupun lebih agar kita terbiasa dan mengerti tentang
ayat-ayat yang diturunkan oleh Allah SWT. Melalui perantara Malaikat Jibril,
Al-Quran diturunkan oleh Tuhan kepada Nabi Muhammad. Sebagai pengikut Nabi
Muhammad kita juga harus mengikuti jejak maupun ajarannya. Setiap tindakan yang
akan kita lakukan sudah ada syariat atau aturan yang tertuang dalam Al-Qur’an,
jadi ketika bertindak harus sesuai dengan syariat Islam. Maka Al-Qur’an telah
dijadikan landasan umat Islam sejak dahulu yang tidak boleh ditinggalkan ajaran
didalamnya maupun tentang bagaimana kita memahami serta mengamalkannya.
Membahas Al-Qur’an
berarti tidak lepas juga membahas tentang isi didalamnya. Kita harus paham dengan
ayat yang ada, disisi lain juga harus mengerti arti setiap ayat atau bisa
disebut terjemahan. Dalam penulisan ini, saya akan menyampaikan salah satu
penafsiran ayat yang ada didalam Al-Qur’an. Dengan tujuan dapat mengetahui isi
kandungan ayat tersebut secara mendalam, walaupun merasa kesulitan, akan tetapi
saya berusaha untuk mengetahui tafsiran salah satu ayat yang ada di kitab
tafsir terjemah ini. Buku terjemah Tafsir Al-Maraghi Jilid 16 akan menjadi
acuan saya dalam pembahasan saat ini. Buku ini berisi penafsiran dari beberapa
surat, antara lain: Al- Kahfi,
Maryam, dan Thaha dengan berbagai ayat-ayat yang dicantumkan.
Sebagai contoh penafsiran, saya mengambil satu ayat dari surat buku
tersebut. Yaitu dalam Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 80 yang menjelaskan tentang
kisah yang dilakukan oleh Khidzir as. Sebelum membahas bagaimana kisahnya,
berikut sajian ayatnya:
وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَا نَ أَبَوَا هُ مُؤْ مِنَيْنِ فَخَشِينَا أَنْ يُرْ هِقَهُمَا طُغْيَانًا وَ كُفْرًا (80)
Artinya: Sedangkan anak muda itu adalah seorang yang
kafir, dan bapak ibunya adalah orang-orang beriman, kemudian kami takut ia akan
menjerumuskan orang tuanya masuk dalam golongan orang sesat dan kafir.
Kisah ini menjelaskan melakukan sesuatu bahaya
seperti pembunuhan yang wajib dilakukan ketika terpaksa/pilihan. Atau akan
terjadi dua kemungkinan yang membahayakan. Maksudnya anak muda diatas tergolong
orang kafir, jika anak tersebut tetap hidup ada kekhawatiran jika ia akan menjerumuskan
kedua orang tuanya masuk dalam jurang kesalahan dan kekafiran. Orang tuanya
bahagia ketika anak tersebut dilahirkan, dan saat ia dibunuh orang tuanya tentu
juga mengalami kepedihan. Hal tersebut terpaksa dilakukan karena ketakutan akan
kebinasaan kepada orang tuanya apabila anak tersebut tetap hidup. Maka dari
itu, setiap manusia harusnya menerima ketetapan Allah.
Orang mu’min menganggap masalah yang tidak
disukainya lebih penting daripada ketetapan-Nya yang disukainya, tetapi Allah
memberikan kebaikan bagi orang-orang beriman. Sesungguhnya hal tersebut dilakukan
Khidzir, sebelumnya Kami (Khidzir) sudah mengetahui apabila anak tersebut telah
menginjak dewasa, maka ia akan menjerat kedua orang tuanya kepada kekafiran. Dikarenakan
terdapat rasa cinta dan kasih sayang orang tua, dikhawatirkan mereka akan tergoda
ajakan dan langkahnya. Dalam salah satu hadits, dijelaskan sebelumnya memang
anak muda itu diciptakan dan ditakdirkan Allah menjadi orang kafir. Kekafiran
sungguh dibenci Allah, akan tetapi jika semua itu telah ditakdirkan maka seseorang
tidak dapat mengelakkan.
Ayat ini
menafsirkan jika Khidzir berperan hanyalah pelaksana atas perintah Allah. Jadi
perbuatan ini buruk jika dilakukan oleh orang biasa. Apalagi jika hal ini
dilakukan kepada para bayi yang baru saja dilahirkan. Sungguh mustahil
hukumannya, karena anak tersebut sama sekali belum berdosa dan dapat diartikan
pembunuh tersebut seperti menindas sesama umat dengan kejam. Jadi hal ini
jangan disamakan dengan firman Allah pada salah satu ayat surat Al-Kahfi
tersebut. Terjemahan buku Al-Maraghi ini berisi penafsiran yang saling
berkaitan. Maksudnya antara ayat satu dengan yang lainnya saling melengkapi.
Dalam buku tersebut berisi
perbandingan-perbandingan dari beberapa ayat. Dalam hal penafsiran, pengarang
mampu menafsirkan ayat-ayat dengan menggunakan metode kata-kata sulit yang
kemudian dipermudah agar peminat baca dapat mempelajari dan memahami. Cara
penafsiran di buku tafsir Al-Maraghi dipaparkan dengan memberikan ayat-ayat
beserta artinya, kemudian pengarang menyuguhkan dengan penafsiran kata-kata
sulit. Setelah mengetahui arti kata demi kata, baru diberi penjelasan secara
lebih detail dengan menyertakan hadits-hadits yang berkaitan dengan ayat-ayat
yang dibahas. Jadi mudah dimengerti, selain itu setiap kalimat atau dalam satu
ayat memiliki penjelasan secara menjabar.
Setelah panjang lebar, diatas sempat membahas
tentang pengarang. Buku Tafsir Al-Maraghi ini tergolong kitab klasik yang sudah
diterjemahkan. Pengarang dengan nama asli Ahmad Musthafa Bin Muhammad atau Al- Maraghi ini telah
menerbitkan beberapa jilid. Jadi pengarang ini dapat diartikan seorang yang
ahli dalam bidang tafsir. Lahir di sebuah kota yaitu Maraghah , selatan Kairo
dengan delapan bersaudara. Adik
kandung dari Muhammad Musthafa al-Maraghi ini sejak dini sudah ditanamkan
tentang keagamaan, tidak heran kalau beliau telah menghafal Al-Qur’an sejak
dini. Berpendidikan terakhir di Universitas Al-Azhar dan Darul ‘Ulum, kemudian Al-Maraghi
aktif dalam bidang pendidikan. Al- Maraghi terkenal tokoh tafsir Al-Quran
pertama dan wafat diusia 71 tahun dengan meninggalkan salah satu karya, yaitu
Tafsir Al-Maraghi.
Menurut saya Tafsir Al-Maraghi Jilid 16 ini
memiliki penafsiran yang berfaedah, apabila dipelajari dengan sungguh-sungguh.
Sebelum belajar tentang penafsiran, hal pertama kita harus mampu membaca ayat
Al-Qur’an dan disertai dengan artinya. Jadi saat menafsirkan ayat tersebut
dengan mudah kita akan dapat mengungkapkan kata-kata untuk dijadikan bahan
penafsiran. Buku Al-Maraghi ini telah dijelaskan pengarang secara detail sesuai
dengan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an. Akan tetapi akan sulit dicerna bagi
orang-orang yang awam dengan sebuah kitab atau buku ini. Bahkan akan merasa
kebingungan, karena belum tau bagaimana mempelajarinya, isinya bagaimana. Buku
Al-Maraghi terbit beberapa jilid, jadi sebelum mempelajari jilid 16 harusnya
mempelajari jilid sebelumnya.
Setelah mempelajari Tafsir Al-Maraghi awalnya
saya merasa kesulitan karena baru pertama kali membuka bahkan memegang sebuah
kitab. Namun setelah membaca, saya merasa bersyukur karena dapat mengetahui
penjelasan yang sulit dari sebuah ayat. Saya merasa enggan ketika mendapatkan
tugas tentang kitab, jadi takut jika terjadi kesalahan. Dalam penulisan ini,
saya berusaha memberikan pembahasan yang mudah-mudahan dapat dinikmati dan
mudah dipahami, walaupun hanya menguraikan satu ayat saja. Setelah mempelajari
tafsir ini, saya beringinan untuk selalu membaca Al-Quran beserta terjemahannya
karena ternyata dalam ayat-ayat memiliki makna dan kisah masing-masing.
Hasil Plagramme.com:
Komentar
Posting Komentar